Welcome to My Blog!

Learn Together and Change With Code
Follow Me

Lawan Kekerasan Berbasis Gender



By  Mochamad Ahya Satari     Desember 04, 2020     


Hai teman-teman,

Hari ini kita akan membahas tentang Kekerasan Berbasis Gender , disini kita harus menyadari ternyata kita punya peran penting terhadap pencegahan kekerasan berbasis gender.

Ketika kita beranjak usia yang sudah dewasa atau remaja, kita tidak sengaja melakukan hal kekerasan yang sangat membahayakan bagi teman kita, kerabat terdekat kita, orang lain ataupun kita bisa menjadi korban. 

Jadi…

kenapa kita membahas Kekerasan Berbasis Gender??

Karena, banyak diluar sana yang masih melakukan kekerasan seksual terhadap gender.

terutama di usia muda seperti saat ini yang sangat rentan menjadi korban kekerasan terhadap gender.


Apa itu Kekerasan Berbasis Gender?


Kekerasan Berbasis Gender ( KBG ) merupakan suatu tindakan kekerasan yang menjerumus ke dalam hal gender atau seksual tertentu. awal mula ada nya KBG tersebut berawal dari ancaman dari pelaku untuk korban atas tindakan tersebut juga faktor kekerasan gender atau seksual.

Sepanjang 2019, KPAI mencatat kekerasan seksual di dunia pendidikan berjumlah 21 kasus dengan jumlah korban mencapai 123 anak, terdiri dari 71 anak perempuan dan 52 anak laki-laki. Artinya, anak laki-laki maupun anak perempuan, semuanya rentan menjadi korban kekerasan seksual di sekolah. Angka 123 itu bukan hanya kumpulan dari represntasi data, lebih dari itu angka tersebut mewakilkan harapan generasi muda indonesia kedepaannya, Meredupkan kepercayaan dan harapan generasi muda untuk berkembang. Ditambah lagi data dari Komisi Nasional Anti-Kekerasan indonesia sudah darurat atas kekerasan seksual. terlebih lagi terhadap perempuan setiap tahun jumlah kasus kekerasan seksual selalu meningkat. Jumlah kekerasan seksual terhadap perempuan dilaporkan dan ditangani selama tahun 2017 sudah mencapai 335.062 kasus. dan jumlah tersebut naik drastis dari tahun sebelumnya.

Komisi juga melaporkan bahwa 50 persen kasus perempuan berakhir dengan jalur mediasi dengan cara mengawinkan pelaku dengan korban kasus tersebut.

jika tak ada kesadaran dari segala lini untuk memberantas kekerasan gender dan juga kesadaran untuk mengayomi dan memberikan korban rasa aman. Sifat tertutup, cepat menyimpulkan dan langsung menghujani dengan pernyataan pernyataan yang tidak mengenakan menjadi bahan paling ampuh untuk mematikan harapan generasi muda yang menjadi korban. Para korban bingung terhadap apa yang selanjutnya harus mereka lakukan, diam menjadi pilihan utama bagi para korban untuk menyembunyikan segalanya.

Sadar akan generasi muda menjadi salah satu yang rentan akan kekerasan gender maka tidak menutup kemungkinan siapa saja akan bisa terkena, Sadar sedari dini di posisi menjadi pijakan menjaga diri sendiri dan juga untuk menjaga lingkungannya dari kekerasan tersebut.


Bagaimana sih cara mencegah nya?

Sadar tanpa adanya aksi juga bukan menjadi sebuah solusi, generasi muda juga harus tau cara bagaimana ketika berada dalam situasi seperti itu atau orang disekitarnya dalam situasi yang tidak diharapkan tersebut, generasi muda harus menumbuhkan rasa waspada dan bijak bersikap terhadap lingkungan sekitar dan juga didalam  bermedia sosial, data menyebutkan didunia maya kekerasan terhadap gender meningkat hingga 300%, jika melihat kasus kekerasan gender langsung bertindak untuk melaporkan, Jika terjadi kepada orang yang dikenal coba dengarkan tanpa menghakimi, Menghubungi organisasi yang bisa mendampingi dengan aman dan nyaman, kemudian pemerintah harus mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan seksual.


Sekian dari artikel kali ini, Semoga artikel ini bermanfaat yaa...

Terima Kasih sudah mau membaca 


#CerdasBerkarakter #BlogBerkarakter #AksiNyataKita

#LawanKekerasanBerbasisGender #BantuKorbanKekerasan


4 komentar:

  1. cyberbullying hingga 300%,
    bijak bermedia sosial harusnya masuk dalam kurikulum sekolah

    BalasHapus
  2. Solusi yang laim yaitu, dengan menambah ketakwaan kepada Allah dengan cara menuntut ilmu agama yang sungguh-sungguh in syaa Allah hal tersebut akam teratasi

    BalasHapus
  3. Semoga Allah subhana wata'ala menjauhkan generasi muda kita dari perbuatan tercela tersebut.

    BalasHapus
  4. Para peserta didik mampu mengenal lingkungannya, dapat melakukan interaksi sosial dengan positif dan terampil, mampu mengatasi masalah-masalah sosial. Teman-teman harus memiliki kecerdasan sosial.

    Saring sebelum sharing merupakan kecerdasan dalam bermedsos.#BekA

    BalasHapus


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Back to top